Jumat, 26 Februari 2010

setiap pertanda tersebar di udara

Kata-kata itu saya kutif dari seorang editor salah satu majalah wanita bernama Candra. Setiap pertanda itu tersebar di udara. Yupz memang betul. Saya teringat ucapan teman saya waktu kuliah. Ketika kami sedang asik ngobrol mendiskusikan sesuatu tiba-tiba dia mengajak saya pulang "udah banyak capung, yu kita pulang". Dan baru kali itu saya tau kalo pertanda ujan bukan cuma langit mendung, karena mendung belum tentu hujan. Tapi ketika kita melihat banyak capung berkumpul itu tanda nya akan segera turun hujan. Dan memang ga lama hujan pun turun.
Ada juga cerita seorang anak perempuan yang saya kutif dari salah satu majalah. Ketika sebelum terjadi Tsunami di Aceh dia sudah dapat membaca pertanda itu, dari burung-burung, dari angin dan gerakan alam lainnya. Dan akhirnya dia selamat. Semua pertanda itu ada, hanya saja kadang kita tak pernah menyadari itu. Seperti ketika kita akan kehilangan seseorang (ditinggal mati) kita selalu mempunyai firasat, dan itulah tanda hanya kita tak menyadari semua itu.
Seperti juga yang sedang saya alami sekarang. Hari ini saya sudah punya janji hangout bareng teman. Tapi semalam tiba-tiba dia membatalkannya dan memilih pergi bersama ibunya. keputusannya memang betul karena ga lama dari kabar itu saya tiba-tiba muntah-muntah dan harus istirahat. Saya yakin. Semua itu ga ada yang kebetulan. Dia membatalkan janji karena dia pasti tanpa sadar sudah membaca pertanda itu. Pertanda yang tersebar di udara.
Jadi, jika kita lebih meningkatkan kemampuan panca indera kita, mungkin kita akan terhindar dari bencana atau apapun kecuali kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar